Blog Iswanda Mengabarkan Seputar Berita Islam, Artis, Manfaat Khasiat dan Lain Sebagainya

CERITA MARTUNIS JUM'ATAN BARENG PEMAIN AFRIKA

Artikel terkait : CERITA MARTUNIS JUM'ATAN BARENG PEMAIN AFRIKA

PENGUMUMAN bergabungnya remaja Asal Aceh, Martunis dengan klub elit Portugal, Sporting Lisbon dalam acara Gala Honorary Sporting, Rabu (1/7) lalu, mampu menyedot perhatian media di berbagai belahan dunia. Bocah ajaib yang selamat dari amukan tragedi gempa bumi dan tsunami akhir tahun 2004 silam itu mampu menjadi trending topic dunia usai diberi kesempatan berlatih sepakbola di akademi yang pernah membina abang angkatnya, megabintang Cristiano Ronaldo.


Kini sudah genap sebulan anak kelahiran Desa Tibang, Banda Aceh, 10 Oktober 1997 itu berada di negeri yang timnasnya dijuluki ‘Seleccao das Quinas’ tersebut. Anak pasangan Sarbini dan almarhumah Salwa pun mulai menikmati kehidupan di Kota Lisbon demi meniti karier masa depannya di dunia sepakbola.

Bahkan, ia sudah punya teman baru sesama pemain Sporting Lisbon yang muslim dari Afrika. Kecuali itu, Martunis juga mulai beradaptasi dengan pemain lain dari berbagai negara yang memperkuat tim berjuluk Sportinguistas tersebut. Perkenalan dengan sesama pemain U-23 ini cukup menggembirakan bagi Martunis. 

Bahkan ia bisa shalat jumatan bersama dengan pemain Afrika tersebut. “Saya bersama tiga teman dari Afrika shalat Jumat bersama di Mesquita Central de Lisboa. Masjidnya penuh terisi dengan jamaah turunan Arab, Afrika, dan sebagian kecil Eropa,” ungkap Martunis seperti dituturkan kepada penghubung sekaligus abang asuhnya, Munawardi Ismail yang disampaikan kembali kepada Serambi, Rabu (29/7) malam.

Perkenalan dengan pemain beda benua ini cukup membantu Martunis untuk melewati hari-harinya sebagai pemain sekaligus pendatang baru untuk kedua kalinya di Portugal. Martunis mengaku mendapat bimbingan dan banyak pelajaran dari Cisse Aslami, pemain Sporting yang berpaspor Ghana.

Pemain asal Afrika ini ikut memberi motivasi bagi Martunis selama latihan dan situasi di lapangan supaya dapat menghadapinya dengan kesabaran. “Dia (Cisse Aslami-red) teman akrab saya dan sering membantu dan mensupport saya dalam latihan, termasuk memberi tahu tentang karakter keras selama latihan,” ungkap Martunis.

Sebagai pemain yang lahir dan besar di Aceh dengan lingkungan Islami, kondisi itu makin memudahkan bagi Martunis untuk menjalankan aktivitas bersama pemain Afrika. Kebiasaan di Aceh dimana tiap hari Jumat terdengar dari berbagai penjuru suara azan berkumandang, dan para pria bergegas ke mesjid. Tentu suasana itu berbeda dengan kondisi kehidupan di Portugal. Tapi bukan berarti Martunis lupa untuk menjalankan ibadah shalat Jumat, seperti kebiasaanya di Aceh. Justru bersama pemain muslim dari Afrika itu, ia bisa bersama menuju mesjid.   

“Selama di Portugal, ini shalat Jumat pertama saya. Senang sekali mendapat pengalaman yang berbeda dengan di kampung,” ujar Martunis merujuk saat melaksanakan shalat Jumat perdananya di negeri yang mayoritas penduduknya penganut nasrani tersebut.

Apa yang dilakukan Martunis dengan tetap menjalankan ibadah agama selama di Portugal merupakan salah satu pesan dari orang tuanya. Karena orang tuanya ingin ia tak melupakan identitasnya sebagai orang Aceh yang kental dengan nuansa keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata Martunis mengamini titah orang tuanya dengan tetap menjalankan ibadah agama selama di Portugal dan mendapatkan forsi makanan halal.  

“Semoga Martunis tidak pernah meninggalkan shalat dan tetap mengaji selama di Portugal,” pesan Sarbini kepada anaknya saat memperlihatkan berbagai koleksi foto Martunis kepada Serambi di rumahnya, awal Juni lalu.

Jauh dari orang tua saat suara takbir bergema juga turut dirasakan Martunis. Tapi ia sudah tahu bahwa dirinya bakal melewati suara takbir untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1436 H. Untuk melepaskan kerinduannya dengan keluarga, selain lewat telepon, Martunis turut serta menghadiri halal bi halal yang dibuat KBRI Lisbon. Aktivitasnya di KBRI bersama WNI dan mahasiswa asal Indonesia membuat Martunis lebih lega dan setidaknya bisa merasakan suasana Lebaran yang biasanya sering dinikmatinya di Aceh. 

“Bersama mereka, saya merasa bahagia merayakan Lebaran dengan orang-orang Indonesia. Setidaknya kerinduan itu sedikit terobati,” ungkap Martunis yang kini fokus berlatih dan belajar bahasa Portugal dengan diajarkan guru asal Kanada yang memang khusus didatangkan klub untuk dia.

Artikel Blog Iswanda Lainnya :

Copyright © 2015 Blog Iswanda | Design by Bamz