PEACE VILLAGE, KAMPUNG MUSLIM DI KANADA
PEACE Village adalah nama sebuah perkampungan Muslim di Vaughan, kota kecil sebelah utara Toronto, ibu kota Kanada. Sebenarnya penghuni pemukiman tersebut tidak seluruhnya Muslim, hanya mayoritas penghuninya saja yang beragama Islam. Tapi, perkampungan tersebut lebih dikenal dengan sebutan perkampungan Muslim oleh masyarakat Kanada.
Meski demikian, masyarakat non Muslim merasa nyaman dan aman hidup berdampingan dengan masyarakat Muslim di daerah itu. Sejarah terbentuknya ''Peace Village'' ( Kampung Perdamaian ) ini bermula dari kedatangan seorang Muslim bernama Karam Din ke daerah itu pada tahun 1923 untuk urusan pekerjaannya.
Seiring berjalannya waktu, beberapa keluarga Muslim pun mulai berdatangan ke daerah tersebut sehingga terbentuklah komunitas kecil Muslim di Vaughan. Pada tahun 1985, komunitas Muslim tersebut memutuskan untuk membeli tanah seluas 25 acre yang berlokasi di pedesaan, jauh dari kota dan dikelilingi lahan pertanian. Tahun 1992, mereka berhasil menyelesaikan pembangunan Masjid yang cukup megah dikenal dengan nama Masjid Baitul Islam.
Salah satu faktor penting dalam sejarah terbentuknya ''Peace Village'' adalah saat Pemerintah Kanada pada waktu itu mengubah peruntukan kawasan tersebut yang pada mulanya untuk kawasan pertanian jadi pemukiman. Komunitas Muslim yang sudah menetap di daerah tersebut memutuskan untuk membeli lagi 50 acre tanah yang akan dibangun perumahan bagi Muslim.
Awal mulanya, timbul kekhawatiran dan kecemasan masyarakat non Muslim Kanada tentang apa yang direncanakan komunitas Muslim. Mereka menuduh Muslim akan membangun permukiman eksklusif.
Isu miring itu pun mulai merebak di tengah masyarakat Kanada. Sehingga, perkampungan Muslim tersebut mulai menjadi sorotan publik dan media massa. Salah satu serangan dan fitnah datang dari surat kabar Prancis, Le Figaro yang menggambarkan ''Peace Village'' sebagai pemukiman Muslim ekslusif dengan masyarakatnya yang berpendidikan rendah dan terjadi pengekangan terhadap kaum wanitanya.
Ternyata, semua yang terjadi memiliki hikmah yang besar terhadap komunitas Muslim di sana. Sebab, mulai berdatangan permintaan wawancara dari berbagai media di Kanada. Alhasil, mereka pun dapat menjelaskan kepada publik mengenai ajaran Islam yang ''Rahmatul Lil 'Alamiin.''
Akhirnya, publik mengakui apa yang mereka lihat jauh berbeda dengan isu negatif yang beredar selama ini. Berbagai media massa pun menuliskan reportasenya tentang ''Peace Village'' dengan mengungkap itu adalah perkampungan modern dengan masyarakat Muslimnya yang intelek, berkarakter damai dan penuh kasih sayang.
Meski demikian, masyarakat non Muslim merasa nyaman dan aman hidup berdampingan dengan masyarakat Muslim di daerah itu. Sejarah terbentuknya ''Peace Village'' ( Kampung Perdamaian ) ini bermula dari kedatangan seorang Muslim bernama Karam Din ke daerah itu pada tahun 1923 untuk urusan pekerjaannya.
Seiring berjalannya waktu, beberapa keluarga Muslim pun mulai berdatangan ke daerah tersebut sehingga terbentuklah komunitas kecil Muslim di Vaughan. Pada tahun 1985, komunitas Muslim tersebut memutuskan untuk membeli tanah seluas 25 acre yang berlokasi di pedesaan, jauh dari kota dan dikelilingi lahan pertanian. Tahun 1992, mereka berhasil menyelesaikan pembangunan Masjid yang cukup megah dikenal dengan nama Masjid Baitul Islam.
Salah satu faktor penting dalam sejarah terbentuknya ''Peace Village'' adalah saat Pemerintah Kanada pada waktu itu mengubah peruntukan kawasan tersebut yang pada mulanya untuk kawasan pertanian jadi pemukiman. Komunitas Muslim yang sudah menetap di daerah tersebut memutuskan untuk membeli lagi 50 acre tanah yang akan dibangun perumahan bagi Muslim.
Awal mulanya, timbul kekhawatiran dan kecemasan masyarakat non Muslim Kanada tentang apa yang direncanakan komunitas Muslim. Mereka menuduh Muslim akan membangun permukiman eksklusif.
Isu miring itu pun mulai merebak di tengah masyarakat Kanada. Sehingga, perkampungan Muslim tersebut mulai menjadi sorotan publik dan media massa. Salah satu serangan dan fitnah datang dari surat kabar Prancis, Le Figaro yang menggambarkan ''Peace Village'' sebagai pemukiman Muslim ekslusif dengan masyarakatnya yang berpendidikan rendah dan terjadi pengekangan terhadap kaum wanitanya.
Ternyata, semua yang terjadi memiliki hikmah yang besar terhadap komunitas Muslim di sana. Sebab, mulai berdatangan permintaan wawancara dari berbagai media di Kanada. Alhasil, mereka pun dapat menjelaskan kepada publik mengenai ajaran Islam yang ''Rahmatul Lil 'Alamiin.''
Akhirnya, publik mengakui apa yang mereka lihat jauh berbeda dengan isu negatif yang beredar selama ini. Berbagai media massa pun menuliskan reportasenya tentang ''Peace Village'' dengan mengungkap itu adalah perkampungan modern dengan masyarakat Muslimnya yang intelek, berkarakter damai dan penuh kasih sayang.
Village adalah nama
sebuah perkampungan Muslim yang berlokasi di Vaughan, sebuah kota kecil
sebelah utara Toronto, ibukota Canada. Sebenarnya penghuni pemukiman
tersebut tidak seluruhnya Muslim, hanya mayoritas penghuninya saja yang
beragama Islam akan tetapi perkampungan tersebut lebih dikenal dengan
sebutan perkampungan Muslim oleh masyarakat Canada. Meskipun demikian,
masyarakat non Muslim disana merasa nyaman dan aman hidup berdampingan
dengan masyarakat Muslim di daerah itu.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/idris-prasetyo/peace-village-perkampungan-muslim-di-kanada_552e0cc86ea834732b8b456c
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/idris-prasetyo/peace-village-perkampungan-muslim-di-kanada_552e0cc86ea834732b8b456c
Peace Village adalah
nama sebuah perkampungan Muslim yang berlokasi di Vaughan, sebuah kota
kecil sebelah utara Toronto, ibukota Canada. Sebenarnya penghuni
pemukiman tersebut tidak seluruhnya Muslim, hanya mayoritas penghuninya
saja yang beragama Islam akan tetapi perkampungan tersebut lebih dikenal
dengan sebutan perkampungan Muslim oleh masyarakat Canada. Meskipun
demikian, masyarakat non Muslim disana merasa nyaman dan aman hidup
berdampingan dengan masyarakat Muslim di daerah itu.
Sejarah terbentuknya “Peace Village” (Kampung Perdamaian) ini bermula
dari kedatangan seorang Muslim yang bernama Karam Din ke daerah tersebut
pada tahun 1923. Karam Din datang ke kota kecil itu untuk urusan
pekerjaannya. Kemudian seiring berjalannya waktu, beberapa keluarga
Muslim pun mulai berdatangan ke daerah tersebut sehingga terbentuklah
komunitas kecil Muslim di Vaughan. Pada tahun 1985, komunitas Muslim
tersebut memutuskan untuk membeli tanah seluas 25 acre yang berlokasi di
pedesaan, jauh dari kota yang mana daerah tersebut dikeliling oleh
lahan pertanian. Sehingga pada tahun 1992, mereka berhasil menyelesaikan
pembangunan sebuah masjid yang cukup megah, dikenal dengan nama Masjid
Baitul Islam.
1370752953355372288(Masjid Baitul Islam, Sumber: alislam.org)
Salah satu faktor penting dalam sejarah terbentuknya “Peace Village”
adalah ketika Pemerintah Canada pada waktu itu mengubah peruntukan
kawasan tersebut yang pada mulanya untuk kawasan pertanian diubah
menjadi kawasan pemukiman penduduk. Pembangunan pemukiman untuk
masyarakat umum pun mulai dikerjakan. Komunitas Muslim yang memang telah
menetap di daerah tersebut terlebih dahulu juga memutuskan untuk
membeli lagi 50 acre tanah yang akan dibangun perumahan bagi Muslim
yang menghendaki untuk tinggal disana.
Awal mulanya, timbul kekhawatiran dan kecemasan masyarakat Non Muslim
Canada tentang apa yang telah direncanakan oleh komunitas Muslim
tersebut. Mereka menuduh Muslim menghendaki untuk membangun seperti
layaknya“ghetto” (pemukiman Yahudi) yang ekslusif dan tertutup di
Canada. Isu-isu miring pun mulai merebak di tengah masyarakat Canada.
Perkampungan Muslim di daerah tersebut mulai menjadi sorotan publik dan
media massa. Bahkan berita ini santer dibicarakan publik di Eropa. Salah
satu serangan dan fitnah datang dari surat kabar Perancis, Le Figaro
yang menggambarkan “Peace Village” sebagai pemukiman Muslim yang
ekslusif dengan masyarakatnya yang berpendidikan rendah dan pengekangan
terhadap kaum wanitanya. Ternyata semua yang terjadi memiliki hikmah
yang besar terhadap komunitas Muslim disana, karena mulai berdatangan
permintaan wawancara dari berbagai media di Canada. Alhasil, mereka pun
dapat menjelaskan kepada publik mengenai ajaran Islam yang “Rahmatul Lil
‘Alamiin”, Islam yang damai dan penuh kasih sayang dan bagaimana ajaran
Nabi Muhammad (saw) tentang toleransi serta sikap Muslim dalam
berinteraksi sosial dengan masyarakat non Muslim.
Berbagai media massa di Eropa pun mengirimkan para jurnalisnya untuk
meninjau langsung perkampungan Muslim tersebut. Pada akhirnya mereka
mengakui bahwa apa yang mereka lihat dan saksikan dengan mata kepalanya
sendiri jauh berbeda dengan isu negative yang beredar selama ini.
Berbagai media massa pun menuliskan reportasenya tentang “Peace Village”
dengan mengungkapkan bahwa ini adalah perkampungan modern dengan
masyarakat Muslimnya yang intelek, berkarakter damai dan penuh kasih.
Itulah gambaran ajaran Islam yang sebenarnya yang dapat dilihat langsung
secara praktikal dari karakter Muslim yang tinggal di perkampungan itu.
Pemberitaan mengenai “Peace Village” pun berbalik 180 derajat, sehingga
media massa pun mulai menayangkan berita-berita positif mengenai
perkampungan itu.
Komunitas Muslim tersebut sedang terus melanjutkan pembangunan untuk
mewujudkan “Peace Village” yang dapat menjadi representasi dari Islam
itu sendiri. Proyek pembangunan untuk 260 rumah pun sedang digarap dan
dalam tahap penyelesaian. Pengembangan dan penyempurnaan “Peace Village”
sebagai perkampungan Muslim yang ideal sedang terus dilakukan. Publik
bisa melihat dan menilai secara langsung apa itu ajaran Islam dari
perilaku dan kebiasaan masyarakat Muslim di daerah itu. Dan ini akan
menjadi sarana dakwah Islam yang sangat efektif di dunia Barat. Itulah
salah satu dari sekian banyak sumbangsih Komunitas Muslim tersebut yang
lebih dikenal dengan Ahmadiyya Muslim Community (Jama’ah Muslim
Ahmadiyah) dalam upaya dakwah Islam globalnya.
Idris Prasetyo
/idris-prasetyo
A teacher who likes to be taught
Selengkapnya...
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/idris-prasetyo/peace-village-perkampungan-muslim-di-kanada_552e0cc86ea834732b8b456c
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/idris-prasetyo/peace-village-perkampungan-muslim-di-kanada_552e0cc86ea834732b8b456c