UNIKNYA KAMPUNG MELAYU ISLAM 'WARNA-WARNI' DI AFRIKA
Pada abad ke 12 ketika belanda menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara, banyak tahanan politik dan budak diasingkan ke benua hitam, Afrika. Orang-orang 'buangan' itu kemudian ditempatkan di sebuah kawasan bernama Bo-Kaap di Cape Town, Afrika Selatan. Dari generasi ke generasi, mereka beranak pinak hingga membentuk sebuah perkampungan Melayu Islam.
Sementara kaum perempuannya mengenakan abaya dan memakai hijab atau burqa sebagai penutup wajah. Gaya berpakaian semacam ini mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perkampungan Melayu Islam ini pula yang
kemudian menjadi titik tolak menyebarnya agama Islam di wilayah Afrika
Selatan. Sampai saat ini diperkirakan populasi Muslim di Afrika Selatan terus
makin meningkat hingga mencapai 1,5 persen dari total 44 juta penduduk
yang ada.
Rumah-rumah di Kampung Bo-Kaap bercorak
khas, perpaduan antara gaya timur dan neoklasik. Jalan-jalannya terbuat
dari batuan asli abad ke-17. Satu hal yang sangat mencolok di kampung
ini adalah cat setiap rumah yang berwarna-warni sehingga menambah ke indahannya.
Karena keunikannya ini Kampung Bo-Kaap
dijuluki sebagai Kampung Melayu Islam warna-warni. Sesuai sejarahnya,
penduduk Kampung Bo-Kaap kebanyakan keturunan pendatang dari Indonesia
yang tiba di Benua Afrika 300 tahun silam.
Jika bertandang ke kampung ini, mungkin
secara sepintas Anda tak akan yakin jika orang-orang di sini merupakan
keturunan Melayu. Penduduk Bo-Kaap memiliki nama-nama Islami khas
Melayu, namun mereka masih menggunakan nama keluarga yang
kebarat-baratan akibat peraturan 2 abad lalu yang mengharuskan mereka
memiliki nama yang mudah diucapkan penjajah Belanda.
Penduduk kampung ini juga tidak
berbahasa Melayu, melainkan Inggris dan Afrikaans. Hanya beberapa kata
Melayu saja yang masih 'diadopsi' ke dalam bahasa mereka.
Di Kampung Bo-Kaap ada sebuah bangunan
ikonik yang menjadi bukti kentalnya pengaruh Islam, yakni Masjid Auwal.
Masjid ini merupakan masjid tertua di antara 11 masjid lainnya yang ada.
Masjid Auwal dibangun pada tahun 1978 dan menjadi simbol eksistensi
umat Muslim di Afrika Selatan.
Hal unik lain yang bisa ditemui di
kampung ini adalah nuansa Timur Tengah-nya yang begitu kentara. Bak
kota-kota di negara Arab, kaum laki-laki di Kampung Bo-Kaap mengenakan
baju gamis dan memelihara jenggot.