Blog Iswanda Mengabarkan Seputar Berita Islam, Artis, Manfaat Khasiat dan Lain Sebagainya

SEJAK DULU SURIAH DIPEREBUTKAN

Artikel terkait : SEJAK DULU SURIAH DIPEREBUTKAN

Sejak Dulu, Suriah Diperebutkan

Reruntuhan kota kuno Babylonia dengan latar belakang salah satu istana mantan Presiden Iraq Saddam Husein di Irak.

Menurut Syafii Antonio, sebagai kota tertua, Damaskus menjadi pusat interaksi manusia dari berbagai bangsa. Bahkan, Damaskus dan negeri suriah menjadi wilayah yang kerap diperebutkan bangsa-bangsa lain karena letaknya yang strategis.

Suriah berada di persimpangan jalan perdagangan antara mediterania dan Timur. Dari catatan Kuncahyono (2004) diketahui bahwa sejak semula Suriah dihubungkan dengan kelahiran agama-agama. Itulah sebabnya Suriah disebut sebagai tempat dimulainya peradaban.

Sejak 5000 SM, orang-orang Arab Semit (Samiyah) telah mendiami Suriah. Di sana, telah berdiri peradaban-peradaban kuno. Peradaban yang paling terkenal adalah Akkadiyah, Amuriyah, Assyria, Babilonia, dan Aramiyah.

Pada 3000-2000 SM kerajaan negara Kota Ebla dan Mari berkuasa di Suriah. Dari catatan kuno diketahui bahwa dua kerajaan tersebut mengadakan hubungan dagang dengan Mesopotamia yang terletak di antara dua sungai besar Eufrat dan Tigris.

Selama milenium kedua sebelum Masehi, Suriah diduduki berturut-turut oleh bangsa Kan'an, Funisia, Aram, Mesir, Sumeria, Assyria, Babilonia, dan Het. Kemudian, Suriah dikuasi oleh Persia dan dilanjutkan oleh negara-negara lain hingga masa perang dunia.

Kerajaan Babilonia pernah menduduki  Suriah ketika Hammurabi, raja keenam dari Dinasti Babilonia memerintah pascapenaklukkan kerjaan Mari. Kerajaan Babilonia merupakan negara kuno di selatan Mesopotamia (sekarang Irak) di wilayah Sumeria dan Akkadia.

Kemudian, pada 732 SM Suriah menjadi wilayah jajahan kerajaan Assyria yang saat itu dipimpin Raja Tiglath Pileser III. Kerajaan Assyria dimulai pada 934 SM dan berakhir pada 608 SM. Selama periode ini, Assyria diasumsikan sebagai negara kuat dan berlomba dengan Babilonia.

Pada 572 SM Damaskus jatuh ke tangan Nebuchadnezzar dari Babilonia baru. Tak lama kemudian, pada 538 SM Damaskus berhasil direbut oleh raja Cyrus dari Persia dan dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan dan markas militer provinsi Suriah.  

Pada 333 SM Raja Alexander Agung dari Makedonia masuk ke Suriah dan merebut Damaskus dari tangan Cyrus. Makedonia adalah sebuah negara yang terletak di pusat semenanjung Balkan di Eropa Tenggara. Masuknya Alexander menandai pertama kalinya Damaskus berada di bawah kekuasaan Barat, sekaligus menjadi awal abad peradaban kuno di wilayah tersebut yang berlangsung hingga 635 M.

Pada 64 SM Suriah jatuh ke dalam genggaman kerajaan Romawi melalui Jenderal Pompeoo. Sejak saat itu, Suriah menjadi salah satu provinsi dari kerajaan Romawi. Kemudian, pada 330 M Kerajaan Romawi memutuskan Konstantinopel sebagai kota kedua setelah Damaskus sebagai ibu kota kerajaan wilayah Timur.

Suriah, termasuk Damaskus, sampai 635 M berada di bawah Kerajaan Bizantium (Romawi Timur). Damaskus menjadi markas besar tentara Romawi di wilayah timur tatkala Suriah berada di bawah kekuasaan kaisar Diocletian. Di antara peninggalan Romawi yang hingga kini masih bisa ditemui di Suriah adalah pasar Hamidiyah yang terletak di depan masjid Umayyah.

Ketika Damaskus dan kota-kota sekitarnya berada dalam kekuasaan Romawi sampai 635 M, perekonomian Damaskus mengalami perkembangan pesat. Damaskus juga menjadi tempat pertemuan jalur perdagangan dari timur ke barat dan sebaliknya.

Pada masa Romawi ini agama Kristen masuk, kemudian mendominasi Damaskus. Menurut kitab suci perjanjian  baru, di kota inilah lahir kisah Paulus (Saulus) dalam perjalannya ke Damaskus untuk memusnahkan orang-orang Kristen. Pada masa itu, agama Kristen berkembang pesat, sehingga tempat pemujaan yang semula merupakan sebuah kuil dialihfungsikan menjadi katedral. 

Joshua Mark menambahkan, Suriah adalah provinsi penting dari Republik Romawi dan Kekaisaran Romawi karena jalur perdagangan yang strategis. Dalam perang antara Yahudi dan Romawi pada 66-73 CE, tentara Suriah memainkan peran yang menentukan pada Pertempuran Beth Horon (66 M) di mana tentara Suriah disergap oleh pasukan pemberontak Yudea dan dibantai.

Tentara Suriah juga terlibat dalam menumpas pemberontakan Bar-Kokhba di Yudea (132-136 M) setelah kaisar Hadrian diasingkan orang-orang Yahudi dari wilayah Suriah. Setelah pertempuran tersebut, terdapat tiga kaisar yang berada Suriah. Yakni, Elagabalus (memerintah 218-222 CE), Alexander Severus (memerintah 222-235 CE), dan Philip Arab (244-249 CE).


Artikel Blog Iswanda Lainnya :

Copyright © 2015 Blog Iswanda | Design by Bamz