AC MILAN MEMILIKI DUET MAUT LATIN
AC MILAN mulai menunjukkan aktifitasnya dalam bursa pembelian pemain. Setelah mendatangkan Carlos Bacca dari Sevilla, Rossoneri mendaratkan Luiz Adriano dari Shakhtar Donetsk secara mulus ke San Siro. Dua nama itu menjadi sebuah jaminan bahwa Milan akan tampil beda dimusin 2015/2016. Mereka tak main-main dalam mengembalikan kejayaan klub di kancah domestik sebagai pondasi menuju kompetisi eropa.
Carlos Bacca dan Luiz Adriano sama-sama dikenal sebagai striker haus gol yang patut membuat lawan gemetar. Sebelum bergabung bersama Milan, Bacca tercatat sebagai penyumbang gol terbanyak bagi Sevilla dengan 20 gol dari 37 pertandingan di La Liga.
Bomber timnas Kolombia ini juga menjadi penentu kemenangan bagi timnya saat menghadapi Dnipro Dnipropetrovsk di laga final Liga Europa sekaligus mempersembahkan gelar tersebut dua kali berturut-turut.
Pemain berusia 28 tahun itu meninggalkan klub yang membesarkan namanya dengan banderol 30 juta euro. Ia tampaknya mencari tantangan dan peruntungan baru di luar La Liga setelah menuai hasil memuaskan mengangkat trofi Liga Europa untuk kali kedua. Ia telah berada di puncak kariernya. Peran ibunya untuk tetap bertahan tampaknya tak terlalu diindahkan. Sebab ia yakin ibunya tak pernah melepas dukungan terhadapnya.
Sedangkan Luiz Adriano merupakan legenda Shakhtar Donetsk. Delapan musim membela klub Ukraina tersebut membuatnya menyandang status legenda.
Penyerang asal Brasil ini menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa sejak berdirinya klub tersebut dengan 128 gol dari 265 pertandingan. Namanya kemudian meroket setelah mencetak lima gol ke gawang BATE Borisov dalam satu pertandingan di babak penyisihan grup H Liga Champions 2014/2015.
Ia melampaui catatan dominasi dua pemain terbaik dunia Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Namanya juga masuk dalam daftar top skor Liga Champions di musim itu dengan sembilan gol dari tujuh pertandingan.
Milan mendaratkan Adriano dengan harga relatif murah, hanya 8 juta euro atau 5,7 juta pound sterling. Padahal Adriano adalah salah satu bomber terbaik di dunia yang telah mempersembahkan enam gelar juara liga Ukraina, empat gelar piala domestik Ukraina, dan Piala Liga Europa musim 2008/2009. Antusiasme menjalani tantangan baru menjadi motivasinya menerima pinangan Milan. Ia meneken kontrak hingga empat tahun.
Kehadiran dua pemain tersebut diharapkan menambah produktivitas gol Milan yang musim lalu mandek. Di bawah asuhan Filippo Inzaghi mereka hanya menorehkan 56 gol. Jumlah itu merupakan yang terendah dalam lima tahun terakhir.
Bahkan yang menjadi top skor di musim ini bukan datang dari striker. Melainkan sosok yang beroperasi di sayap dan tengah, yakni Jeremy Menez. Sementara bomber Milan sesungguhnya semisal Stephan Elshaarawy, Keisuke Honda, Alessandro Matri tak menunjukkan tajinya.
Sinisa Mihajlovic mungkin lebih percaya diri setelah Bacca dan Adriano masuk dalam skuatnya musim depan. Membangkitkan sebuah tim yang mengalami keterpurukan seperti Milan bukan sebuah pekerjaan yang mudah.
Tekanan yang bakal dihadapinya juga sangat tinggi mengingat banyak pihak, terutama fans yang menuntut lebih. Target yang ditetapkan bukan hanya menduduki tiga besar. Lebih dari itu mereka menginginkan gelar.
“Seberapa besar pengaruh saya terhadap Milan? Saya belum mengetahuinya karena baru saja bergabung. Namun banyak menaruh harapan besar dari segi hasil. Seandainya menang kami berarti bermain baik. jika menelan kekalahan berarti kami itu pertanda buruk. Dalam sepak bola memang seperti itu. Tapi bukan masalah. Saya yakin bisa melakukan pekerjaan saya dengan baik. Saya yakin pemain juga melakukannya,” ucap Sinisa dikutip dari 90min.com.
Carlos Bacca dan Luiz Adriano sama-sama dikenal sebagai striker haus gol yang patut membuat lawan gemetar. Sebelum bergabung bersama Milan, Bacca tercatat sebagai penyumbang gol terbanyak bagi Sevilla dengan 20 gol dari 37 pertandingan di La Liga.
Bomber timnas Kolombia ini juga menjadi penentu kemenangan bagi timnya saat menghadapi Dnipro Dnipropetrovsk di laga final Liga Europa sekaligus mempersembahkan gelar tersebut dua kali berturut-turut.
Pemain berusia 28 tahun itu meninggalkan klub yang membesarkan namanya dengan banderol 30 juta euro. Ia tampaknya mencari tantangan dan peruntungan baru di luar La Liga setelah menuai hasil memuaskan mengangkat trofi Liga Europa untuk kali kedua. Ia telah berada di puncak kariernya. Peran ibunya untuk tetap bertahan tampaknya tak terlalu diindahkan. Sebab ia yakin ibunya tak pernah melepas dukungan terhadapnya.
Sedangkan Luiz Adriano merupakan legenda Shakhtar Donetsk. Delapan musim membela klub Ukraina tersebut membuatnya menyandang status legenda.
Penyerang asal Brasil ini menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa sejak berdirinya klub tersebut dengan 128 gol dari 265 pertandingan. Namanya kemudian meroket setelah mencetak lima gol ke gawang BATE Borisov dalam satu pertandingan di babak penyisihan grup H Liga Champions 2014/2015.
Ia melampaui catatan dominasi dua pemain terbaik dunia Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Namanya juga masuk dalam daftar top skor Liga Champions di musim itu dengan sembilan gol dari tujuh pertandingan.
Milan mendaratkan Adriano dengan harga relatif murah, hanya 8 juta euro atau 5,7 juta pound sterling. Padahal Adriano adalah salah satu bomber terbaik di dunia yang telah mempersembahkan enam gelar juara liga Ukraina, empat gelar piala domestik Ukraina, dan Piala Liga Europa musim 2008/2009. Antusiasme menjalani tantangan baru menjadi motivasinya menerima pinangan Milan. Ia meneken kontrak hingga empat tahun.
Kehadiran dua pemain tersebut diharapkan menambah produktivitas gol Milan yang musim lalu mandek. Di bawah asuhan Filippo Inzaghi mereka hanya menorehkan 56 gol. Jumlah itu merupakan yang terendah dalam lima tahun terakhir.
Bahkan yang menjadi top skor di musim ini bukan datang dari striker. Melainkan sosok yang beroperasi di sayap dan tengah, yakni Jeremy Menez. Sementara bomber Milan sesungguhnya semisal Stephan Elshaarawy, Keisuke Honda, Alessandro Matri tak menunjukkan tajinya.
Sinisa Mihajlovic mungkin lebih percaya diri setelah Bacca dan Adriano masuk dalam skuatnya musim depan. Membangkitkan sebuah tim yang mengalami keterpurukan seperti Milan bukan sebuah pekerjaan yang mudah.
Tekanan yang bakal dihadapinya juga sangat tinggi mengingat banyak pihak, terutama fans yang menuntut lebih. Target yang ditetapkan bukan hanya menduduki tiga besar. Lebih dari itu mereka menginginkan gelar.
“Seberapa besar pengaruh saya terhadap Milan? Saya belum mengetahuinya karena baru saja bergabung. Namun banyak menaruh harapan besar dari segi hasil. Seandainya menang kami berarti bermain baik. jika menelan kekalahan berarti kami itu pertanda buruk. Dalam sepak bola memang seperti itu. Tapi bukan masalah. Saya yakin bisa melakukan pekerjaan saya dengan baik. Saya yakin pemain juga melakukannya,” ucap Sinisa dikutip dari 90min.com.